for4d

situs toto

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

for4d

For4D

Situs Toto

for4d

for4d

Scatter Hitam

darmabangsa.id/akun-pro-slot-x500-scatter-hitam

Slot deposit via dana Daftar slot gacor Slot thailand

Fungsi Akson dan Strukturnya dalam Tubuh

Fungsi Akson dan Strukturnya dalam Tubuh

dantechviews.com – Akson atau disebut neurit merupakan salah satu bagian dari neuron, yang menjadi bagian penting dari sistem saraf manusia yang kompleks. Untuk memahami bagaimana sel saraf bekerja, penting untuk memahami fungsi akson dan strukturnya dalam tubuh.

Mengutip dari buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Alam, Dian Surdijhani dkk., akson atau neurit merupakan salah satu bagian dari jaringan saraf. Di mana jaringan saraf tersebut terbentuk atas badan sel, akson dan dendrit yang penting bagi tubuh.

Saraf menjadi bagian tubuh manusia yang sangat penting, karena tubuh manusia yang tidak memiliki saraf tidak akan terkontrol dengan baik. Pada saraf tersebut, akson atau neurit memiliki berbagai fungsi untuk menghantarkan rangsangan dari badan sel ke neuron yang lain.

Fungsi Akson

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi akson dan strukturnya dalam tubuh secara lengkap.

Akson atau neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang yang merupakan penjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Pada akson, terdapat neurofibril atau benang-benang yang halus. Hal itu berfungsi untuk meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf yang lainnya.

Selain itu, juga memiliki tanggung jawab untuk menerima input sensorik, mengirimkan perintah motorik ke otot, dan menyampaikan atau mengubah sinyal listrik pada proses ini. Setiap neuron tentunya memiliki satu akson yang saling terhubung dengan neuron lain.

Akson juga sangat bervariasi dalam segi ukuran, dimana diantaranya pada seluruh tubuh membentang dari tulang sumsum belakang ke jari-jari kaki. Bahkan, pada umumnya akson lebih tipis dari sehelai rambut manusia.

Akson memiliki selubung sebagai pembungkus. Selubung akson terdiri dari sel Schwann. Bagian dalam sel Schwann pada selubung akson yang langsung melapisi akson disebut selubung mielin. Selubung ini adalah lapisan lemak.

Sedangkan bagian luar sel Schwaan pada selubung akson disebut neurolema. Fungsi selubung mielin untuk melindungi dan memberi nutrisi pada akson, tetapi tidak secara keseluruhan. Sel Schwann membantu akson yang rusak terregenerasi.

Pada bagian titik pada akson yang tidak membungkus akson secara keseluruhan disebut juga nodus Ranvier. Nodus Ranvier ini memiliki fungsi untuk mempercepat dalam mengirimkan rangsangan neuron.

Untuk itu, fungsi akson dapat disimpulkan bahwa untuk menghantarkan rangsangan yang diterima ke sistem saraf lainnya hingga sampai ke otak dan kemudian respon otak akan memproses seperti yang akan diberikan atas rangsangan tersebut.

Dari penjelasan sebelumnya, akson atau neurit bahwa secara umum berfungsi untuk menghantarkan informasi dari neuron dan jauh dari otot dan kelenjar. Neuron memiliki tiga jenis yang dihubungkan oleh akson atau neurit, yaitu sebagai berikut:

  • Neuron sensorik: Ini merupakan sel saraf yang mengirimkan informasi yang memungkinkan kita untuk mendengar, menyentuh, mencium, melihat, atau merasakan hal-hal seperti sakit, atau suhu panas atau dingin.
  • Neuron motorik: Ini merupakan sel saraf yang mengahantarkan otot yang berkontraksi dan cara kerja kelenjar.
  • Interneuron: Ini merupakan sel saraf menghubungkan ke sel saraf pada bagian otak atau tulang sumsum belakang yang sama. Neuron yang terhubung dengan cara ini dapat membuat jaringan yang biasa disebut dengan sirkuit saraf.

Struktur dan Jenis Akson

Setelah memahami fungsi akson atau neurit untuk apa, penting juga bagi kita untuk memahami struktur dari salah satu bagian dari sistem saraf tersebut. Berikut di antaranya:

Akson atau neurit memiliki ukuran yang bervariasi, ada yang berukuran satu milimeter, ada yang panjangnya mencapai satu meter. Akson yang terpanjang ini adalah saraf sciatic yang berjalan dari dasar sumsum tulang belakang ke setiap kaki dan berakhir di jempol kaki.

Sebagai aturan umum, ukuran akson atau neurit berpengaruh pada kecepatan transmisi dari satu neuron ke neuron yang lain, jika diameter akson semakin besar, maka semakin cepat pula ia mengirimkan (menghantarkan) impuls saraf.

Ada dua jenis akson dalam sistem saraf, yakni akson bermielin dan akson yang tidak bermielin yang memiliki cara kerja yang berbeda. Berikut penjelasannya

  • Akson bermielin merupakan akson yang ditutupi dengan lapisan insulasi lemak yang disebut selubung mielin. Dengan lapisan tersebut, akson berfungsi untuk menghubungkan sistem saraf somatik berupa neuron yang mengarahkan gerakan otot rangka tubuh secara sukarela.
    Akson bermielin melayani sistem saraf tepi. Impuls saraf dapat bergerak lebih cepat dengan akson bermielin, hal ini dapat memungkinkan variasi gerakan yang cepat dan rumit.
  • Akson yang tidak bermielin adalah akson yang tidak ditutupi dengan selubung mielin. Tanpa mielin, akson berfungsi untuk menghubungkan neuron dalam sistem saraf otonom yang mengarahkan pergerakan otot polos secara tidak sadar, seperti jantung, pembuluh darah, dan usus.
    Akson yang tidak bermielin ini melayani sistem saraf otonom, dimana hal ini adalah bagian dari sistem saraf yang terlibat dengan hal-hal seperti detak jantung, tekanan darah, pernapasan, dan pencernaan. Impuls saraf lebih lambat dalam bergerak dengan akson yang tidak bermielin, sehingga pergerakan stabil dan konsisten dengan variasi yang lebih sedikit.

Gangguan Akibat Kerusakan Akson

Ketika akson terjadi kerusakan, maka fungsi fisiologis atau neurologis baik sementara atau permanen tentunya dapat terganggu. Gangguan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada fungsi sebagian atau seluruhnya. Berikut gangguan yang dapat dikategorikan secara luas:

1. Trauma Otak dan Tulang Belakang

Trauma kepala dan tulang belakang dapat menyebabkan koneksi aksonal terputus atau biasa disebut dengan cedera aksonal traumatis otak atau sumsum tulang belakang. Kerusakan akson bisa menyebabkan antar sel saraf otak terputus sehingga menjadi terganggu.

Ketika otak terganggu dan terpengaruh, maka masalah neurologis lainnya dapat terjadi dengan cepat. Ketika sumsum tulang belakang terpengaruh, hal yang dapat terjadi adalah kelemahan, nyeri kronis, kelumpuhan, atau inkontinensia urin atau feses.

2. Degenerasi Akson

Akson yang buruk juga dapat disebabkan oleh usia yang lanjut. Selain itu, juga dapat terjadi pada penyakit neurodegeneratif seperti yang cenderung berkaitan dengan penuaan, seperti penyakit Alzheimer, Huntington, Parkinson, dan sklerosis multipel.

Selama permulaan penyakit neurodegeneratif, degenerasi akson terjadi sebelum badan sel saraf mengalami apoptosis. Degenerasi akson memisahkan neuron dari targetnya, sehingga menyebabkan hilangnya fungsi saraf.

Model degenerasi akson adalah kerusakan saraf dapat menyebabkan gangguan penyampaian atau ekspresi faktor kelangsungan hidup aksonal lokal, yang mengakibatkan peningkatan kadar kalsium intra-akson dan kerusakan sitoskeletal yang bergantung pada kalsium.

3. Demielinasi Akson

Penyakit demielinasi mempengaruhi selubung mielin. Hal ini adalah penutup pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf. Kerusakan mielin dapat terjadi jika sistem kekebalan tubuh salah mengira sel saraf yang sehat sebagai sel yang berbahaya.

Penyakit demielinasi yang paling umum adalah multiple sclerosis. Penyakit ini menyebabkan progresif selubung mielin menjadi hancur, dan akibatnua fungsi motorik karena akson “macet” akan hilang. Dengan mielin yang hilang ini disebut sebagai demielinasi.

Selain itu, demielinasi juga dapat disebabkan oleh diabetes dan obat-obatan tertentu yang mengakibatkan efek samping yang mengganggu, sensasi yang panas seperti terbakat, atau kesemutan yang dikenal sebagai neuropati.

4. Infeksi Otak

Infeksi otak merupakan suatu kondisi saat otak atau jaringan di sekitarnya terinfeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit. Munculnya gangguan akibat infeksi otak tergantung pada bagian otak yang terkena infeksi.

Namun, sebagian besar kasus infeksi otak tertentu dapat menyebabkan kerusakan aksonal, baik akut atau kronis. Hal ini seperti kondisi malaria serebral yang menyebabkan kejang, koma, atau kematian, dan infeksi HIV lanjut yang tidak diobati.

Infeksi otak tersebut dapat menimbulkan beragam gangguan bagi penderitanya. Pasalnya, bagian otak merupakan salah satu organ yang paling kompleks dan berperan penting dalam mengendalikan banyak fungsi tubuh.

5. Cedera Iskemik

Cedera Iskemik dapat terjadi ketika aliran darah ke otak mengalami penurunan dan membuat neuron dan akson kekurangan oksigen dan nutrisi untuk bertahan hidup. Contohnya adalah stroke iskemik atau kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki.

Stroke hemoragik dipercaya sangat berbahaya karena darah yang ada di dalam otak dapat menyebabkan komplikasi yang berkelanjutan, seperti hidrosefalus dan kejang.

Demikian penjelasan tentang fungsi akson dan strukturnya dalam tubuh beserta berbagai gangguan yang akan didapatkan ketika akson mengalami kerusakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *