HIV: Pemahaman, Penularan, dan Pencegahan
dantechviews.com – HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4 yang merupakan jenis sel darah putih penting dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh hingga tahap yang dikenal sebagai AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Pada tahap ini, tubuh menjadi sangat rentan terhadap infeksi dan penyakit lain yang biasanya dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Penularan HIV
HIV menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari seseorang yang terinfeksi. Cairan tubuh ini termasuk darah, cairan mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Berikut beberapa cara penularan HIV:
- Hubungan Seksual Tanpa Pengaman: Berhubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi HIV.
- Berbagi Jarum Suntik: Menggunakan jarum suntik atau alat suntik yang telah terkontaminasi darah dari seseorang yang terinfeksi.
- Transfusi Darah: Meskipun jarang terjadi karena pemeriksaan darah yang ketat, HIV dapat menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi.
- Dari Ibu ke Anak: Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
- Kontak dengan Darah: Kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, terutama melalui luka terbuka.
Gejala HIV
Gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Berikut adalah tiga tahap utama:
- Tahap Awal (Infeksi Akut): Beberapa minggu setelah terpapar HIV, beberapa orang mungkin mengalami gejala mirip flu, seperti demam, sakit tenggorokan, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini bisa hilang dengan sendirinya dan sering kali diabaikan.
- Tahap Laten (Infeksi Kronis): Pada tahap ini, HIV aktif dalam tubuh, tetapi berkembang biak pada tingkat yang rendah. Orang dengan HIV pada tahap ini mungkin tidak menunjukkan gejala apapun dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
- Tahap Lanjut (AIDS): Jika HIV tidak diobati, virus ini akan melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap infeksi oportunistik dan beberapa jenis kanker. Gejala pada tahap ini termasuk penurunan berat badan yang signifikan, demam, diare yang berkepanjangan, dan infeksi serius lainnya.
Pencegahan HIV
Pencegahan adalah kunci dalam mengatasi penyebaran HIV. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan HIV:
- Menggunakan Kondom: Gunakan kondom dengan benar setiap kali berhubungan seks vaginal, anal, atau oral.
- Tes dan Konseling Rutin: Lakukan tes HIV secara rutin dan konseling untuk mengetahui status HIV dan mendiskusikan cara mencegah penularan.
- Penggunaan Jarum Suntik yang Steril: Jangan berbagi jarum suntik atau alat suntik dengan orang lain. Gunakan jarum suntik yang steril dan sekali pakai.
- Profilaksis Pra-Paparan (PrEP): PrEP adalah obat yang dapat diminum oleh orang yang berisiko tinggi terkena HIV untuk mengurangi risiko infeksi.
- Profilaksis Pasca-Paparan (PEP): PEP adalah pengobatan darurat yang harus dimulai dalam waktu 72 jam setelah kemungkinan terpapar HIV untuk mencegah infeksi.
- Pengobatan untuk Ibu Hamil: Ibu hamil yang terinfeksi HIV harus menjalani pengobatan antiretroviral untuk mengurangi risiko penularan kepada bayi.
Pengobatan HIV
Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, terapi antiretroviral (ARV) dapat mengendalikan virus dan memungkinkan orang dengan HIV hidup sehat dan produktif. ARV bekerja dengan mengurangi jumlah virus dalam tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik. Penting untuk memulai pengobatan secepat mungkin setelah diagnosis HIV dan mengikuti petunjuk dokter secara ketat.
BACA JUGA